Kamis, 06 Agustus 2015

Novel Terjemahan-Totto-chan





Ini nih salah satu novel terjemahan yang dapat teman-teman jadikan referensi tugas di sekolah ataupun di kampus.                                                   
     Judul                  : Totto-chan : Gadis Cilik di Jendela 
     Penulis               : Tetsuko Kuroyanag
     Halaman            : 272 Halaman
     Sinopsis
         Totto chan yang memiliki nama asli  Tetsuko adalah anak yang cerdas dan  dia memiliki sifat keingintahuan yang sangat tinggi, namun tidak semua orang sadar akan kecerdasan anak itu, hingga Totto Chan dikeluarkan dari sekolahnya dan Totto Chan dimasukan mamanya ke sekolah yang bernama Tomoe Gakuen yang gerbang sekolahnya hanya dua pohon yang berjajar berbeda dari sekolah Totto Chan dulu yang memiliki gerbang besi. Di sekolah yang baru Totto Chan tidak menemukan ruang kelas layaknya sekolah seperti yang pernah dia lihat, hanya beberapa gerbong kereta api yang telah disulap menjadi ruang kelas untuk semua anak.  Disana Totto Chan sangat senang dia bertemu dengan kepala sekolah yang baik dan bijaksana.
Hari pertama sekolah Totto Chan sangat bersemangat, teman sekelas Totto Chan di gerbong kereta itu berjumlah 9 anak mereka baik dan memiliki semangat belajar yang tinggi. Salah satu yang membuat mereka senang memulai hari-hari di kelas gerbong itu adalah sistem jam pelajaran yang diterapkan tidak seperti sekolah lain. Jadi mata pelajaran apa yang ingin siswa pelajari pertama kali boleh dipelajari tanpa harus menyeragamkan jadwal dengan teman-teman yang lain, namun masih tetap di damping oleh guru yang tidak kalah menyanangkan. Pembelajaranpun tidak hanya dilakukan didalam kelas, sering kali gurunya mengajak semua murid untuk jalan-jalan dan mempelajari apa yang ada disekitar mereka. Dan setiap kegiatan-kegiatan menyenangkan yang dilakukan siswa pasti didalamnya terkandung pelajaran berharga.
Setiap jam makan siang tiba, semua siswa berkumpul dan menyantap makan siang yang mereka bawa dari rumah sesuai dengan apa yang dikatakan oleh kepala sekolah yaitu membawa makanan ‘’sesuatu dari laut dan sesuatu dari pegunungan’’ sebagai pembelajaran pada murid-muridnya untuk tidak memilih-milih makanan dan aturan makan dengan pola yang seimbang. Sebelum semua murid menyantap makanan kepala sekolah selalu mengawalinya dengan menyanyikan lagu khusus yang dia karang sendiri setelah itu baru itadakimasu “selamat makan” dan semua murid menyantap bekalnya sesuai dengan lagu yang telah dinyanyikan. Pada saat Totto Chan kehilangan dompetnya karena jatuh kedalam kakus, dia berinisiatif untuk mengambil dompet itu dengan cara mengeluarkan semua isi kakus yang berbau busuk itu menggunakan skop yang ada di gudang, namun tak sampai dia menemukan dompetnya gundukan kotoran itu sudah meninggi dan dia telah berjanji dengan kepala sekolah akan memasukkan semua kotoran itu setelah selesai nanti, akhirnya Totto chan memasukkan kotoran itu kembali tanpa menemukan dompetnya. Kepala sekolah yang melihat kejadian itu tidak marah sama sekali dan bangga pada Totto Chan yang memiliki kemauan keras serta kepercayaan yang tinggi.
Pada saat sekolah akan mendatangkan gerbong baru yang rencananya dijadikan perpustakaan mereka sangat bersemangat untuk melihatnya karena mereka ingin tahu bagaimana cara membawa gerbong sebesar itu tanpa adanya rel kereta api di depan sekolah. Karena gerbong akan datang larut malam nanti kepala sekolah memperbolehkan murid-murid yang ingin melihat untuk ke sekolah sore itu dengan membawa piama dan selimut. Setelah sampai di sekolah mereka berkumpul di aula dan kepala sekolah menyuruh mereka untuk tidur terlebih dahulu kepala sekolah berjanji akan membangunkan mereka saat gerbong datang. Tengah malam semua murid dibangunkan dan pertanyaan mereka tentang bagaimana gerbong baru sampai di depan sekolah telah terjawab.
Saat pertama kali Totto Chan membawa pulang raport dari sekolah Tomoe mamanya sangat bahagia karena nilai Totto Chan tidak mengecewakan. Musim panas tiba sekolah Tomoe mengadakan kemah bersama dengan mendirikan tenda-tenda di dalam aula agar semua anak aman dari cuaca dingin diluar tanpa menghilangkan acara mendirikan tenda. Setelah dua hari berkemah Totto Chan mengajak Yasuaki-Chan untuk datang ke pohon miliknya yang berada didepan sekolah tanpa diketahui oleh orang lain karena Yasuki Chan terkena sakit polio dan tidak mungkin dia bisa naik keatas pohon tanpa bantuan orang lain. Totto Chan mengambil tangga lipat dan memanggul Yasuki Chan sehingga dia bisa mencapai puncak pohon dan mereka duduk diatasnya.
Dua tahun Totto Chan menjalani sekolahnya di Tomoe Gakuen tersebut, banyak sekali hal-hal yang dia dapatkan dan mengubah Totto Chan menjadi lebih baik hingga membuat Totto Chan berjanji kepada kepala sekolah akan menjadi guru di Tomoe saat dia besar nanti. Musim panas tiba dan tidak ada acara kemah atau berlibur ketempat-tempat ramai yang menyenangkan yang di datangi oleh Totto Chan, dia hanya pergi kerumah saudaranya tetapi disana dia tidak menemukan saudara laki-lakinya karena mereka telah dikirim ke medan perang. Dan saat musim panas berakhir sekolah Tomoe beserta rumah kepala sekolah yang selama ini menjadi rumah kedua bagi seluruh murid di Tomoe terbakar karena saat itu banyak bom yang dijatuhkan sekutu hingga mengubah keadaan yang semula damai dengan suara anak-anak tertawa berubah menjadi mencekam. Totto Chan bersama mamanya dan para pengungsi menaiki kereta menjauh dari kotanya karena kekacauan yang sedang terjadi. Totto Chan yakin suatu saat nanti dia akan bertemu dengan kepala sekolah di saat Totto Chan sudah siap untuk mengajar.
 
Novel Totto Chan dianggap sebagai sastra dunia karena :

1.      Mendapatkan Penghargaan                 :
Novel ”Totto Chan, Gadis Cilik di Jendela”, Tetsuko Kuroyanagi meraih penghargaan dari Badan PBB urusan Perlindungan Anak (UNICEF) atas pengabdiannya selama 25 tahun membela kepentingan anak di seluruh dunia.
2.      Diterjemahakan dalam beberapa bahasa         :
Buku cerita ini sudah banyak diterjemahkan dari bahasa aslinya Jepang ke dalam
berbagai bahasa, seperti Inggris, Rusia, Cina, Korea, Indonesia, India, Thailand, dan sebagainya.

3.      Mampu menjadi ikon :
Pada cerita Totto Chan ini mampu menjadi ikon pembelajaran menyenangkan, dan pembelajaran di sebuah sekolah tidak selamanya harus tertata rapi dengan jadwal yang harus diseragamkan dan pembelajaran itu tidak harus di dalam kelas sesuai dengan apa hakikat kelas yang sesungguhnya karena dengan adanya perubahan-perubahan siswa akan lebih tertarik asalkan tidak keluar dari koridor pembelajaran itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar